entah

tersirat ragu diantara dinding-dinding yang bisu,
teraba merdu lewat angin yang berseteru,
dalam benak rindu kujamu,
dalam harap cinta kupadu,

demi bisa merayumu,
demi balas terucap olehmu,

langit malam kian menghitam,
merobek sisa-sisa lamunan,
adakah butiran kristal yang kau inginkan?
sementra sudut-sudutnya tak mampu lagi terteteskan,

disini yang setia hanya warna merah,
mengalir menghimpit amarah,
di tiap-tiap nadi yang basah,
membujuk api disetiap celah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menunggu Temu

MAAF 2

Sebentar saja