keasingan yang hilang

Ada yang tiba-tiba hilang dan sepi saat ku eja namanu
Sukmamu hilang ditelan tanda-tanda yang nyaris tak ku kenali
Aku risau,
Untuk kemudian tenggelam dalam kemarahan
Masih sangat ku ingat
Kau ku jerat, aku kau ikat. Tapi hanya pada bait-bait yang laknat.

Kini aku dalam pelarian yang paling sepi,
Paling sunyi, bertahan disisi paling nyeri.

Tapi masih ada sedikit yang tersisa
Sebuah tanya,
Seuntai pesan yang tak sempat terbaca
Hanya sesak didalam dada.
Lalu terdiam
Membiarkan bayang luput dari ingatan
Agar kau tenang
Agar jejak-jejakmu tak menjelma kerinduan lebih dalam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menunggu Temu

MAAF 2

Sebentar saja