Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2014

Kita Adalah Cinta

Kembali ku tatap dua bola mata yang sama  Di teduh rapuh tajam sorotnya  Pada rengkuh-rengkuh yg seolah adalah doa  Lantunan khusu' dengan isian lama  Memohon kelak dapat hidup berdua Kau dan aku sebagai kita  Kita yang kecil di dunia seluas ini  Kita yang dingin pada pagi tak bermentari  Dan kita yang asing dibelantara tak bertepi  Tapi,  Kita yang bukan apa-apa adalah arti  Kita lebih dari jauh yang tak terpahami  Lebih rumit dari yang belum diketahui  Bahkan saat kita tiba pada massa saling menyanyangi Kita akan lebih dari abadi. 

Harap Dan Lupa.

Ini adalah rintik yang kesekian  Pada malam setelah ucap kau lupakan  Hingga genap rindu kau abaikan  Aku bergumam pada bayang yg kau tinggalkan. Begitu tak berartinyakah segala yg sempat kita lewatkan Atau mungkin aku yg salah mengartikan Tentang apa-apa dengan diriku yg bukan siapa-siapa Aku tertawa gila Aku semata lupa  Kala sendiri menikmati kewarasan yang binasa  Saat berdiri berkaca pada keruhnya arti bahagia  Beringin tatap dari bola mata yg sama  Berpikir memiliki aliran cinta dari telaga yg kau punya  Aku khilaf,  Mencintaimu hingga memaksa balas  Berujung tangis diantara samudera lepas  Sampai lupa dimana darah dan nanah berbatas. 

Percaya Saja

Aku tak tau sejak kapan rasa yang ada padaku aku tak paham dari kapan kamu ku inginkan aku juga tak mengerti mulai kapan ini terjadi Hanya tiba-tiba aku ingin menjadi yang penting tiba-tiba berharap lebih padamu yang asing kepadaku, pulanglah... kepadaku, menepilah... tenangkan hatiku yang gundah kuatkan hatiku yang lelah pada jatuh cintaku padamu yang pasrah untuk menjadikan kita sebagai yang indah percaya pada kita sebab berdua kita akan bahagia bersama kita adalah selamanya percaya saja :)

Bukan Kebetulan

Tak ada kebetulan pada jauhnya kata satu bulan Tak ada kebetulan pada garis yg mentakdirkan kebersamaan Juga tak ada kebetulan pada harap yg kini adlh jelma kebahagiaan Sungguh, tak pernah ada kata yg erat tercipta dr sebuah kebetulan Sejak pertama mataku kau tatap Hingga kini tiba pada detik tubuh ini kau dekap Memaksa musim membawa tawa dg rangkap Sampai pada kata yang tak butuh lagi saling terucap Sebab, kebahagiaan kini bagiku adalah lengkap Maka, terimakasih atas kehadiranmu disini Trimakasih atas senyum yang selalu kau beri Terimakasih pada segala rasa yang entah harus kusebut apa ini Terimakasih...

BATAS MAAF.

Kita di ujung maaf Berkali-kali mengulang hal yang sebenarnya tak pantas Melewati garis yang harusnya disebut batas Hingga tangis memecah hening kian tandas Selayaknya tuntas Hanya doa teriring pahit dan manis bebatuan cadas Lalu, Bersama kita remas Menikmati malam penuh cemas Menghargai cinta sekalipun tanpa paras Biar segalanya selaras Pada jerit amarah yg berseru keras.