Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

Tiada Yang Salah

Bisakah cintaku ini disalahkan bisakah rinduku ini disebut kekeliruan sedang semua suratan Tuhan sedang seluruh rasa sudah digariskan aku hanya dititipkan sedikit peran aku hanya bertugas menyelesaikan skenario yang disiapkan serta kontrak-kontrak yang sudah bertanda tangan aku bukan seorang artis aku juga tak butuh berpura naif jika memang perlu aku akan menangis

Kau Dan Bahagia

Mataku berkaca-kaca peluhku tak kuasa tertahan dalam dada hingga terjatuh tepat dibalik jendela tak ada lagi canda tak hadir lagi tawa sebab kau tlah sudah dengannya kebersamaan kita adalah mustahil adanya lupakan saja, biar ku tanggung seluruh lara biar ku pendam pedih hanya di ujung kata biarkan semua aku yang rasa biar saja kau tetaplah bahagia iya, bahagia kau harus terus bahagia.

Cuma Boneka

Atau aku hanya boneka kecil bagimu Kau peluk aku saat kau mau Kau dekap aku kala kau rasa rindu Dan menangis mengadu ketika kau tak tau pada siapa mesti mengadu. Tapi sering kali kau menaruhku di pojok ruangan Kau sisihkanku bila hatimu bosan Sadarkah kau aku kau lukai Taukah betapa bayak duri-duri yang kau tancap disini Aku tak butuh jawaban Setidaknya sedikit saja kau bisa mendengarkan Seberapa perih luka-luka yang kau ciptakan

Belum Ada Judul

Sayang, Betapa hebat aku tersentak Menyaksikan kau telanjangi keyakinanku yang retak Mengabaikan seluruh gemuruh terdesak Jalan begitu tandus sayang Mungkin terlalu bosan menunggu hujan Begitu lelah atas segala penantian Sama persis dengan pengharapanku yang kau binasakan Ini kematian sayang Kala janji menjelma racun dan membungkam kenyataan Ketika seribu topan badai dengan hangat kau sajikan Adakah yang lain yang pantas kusebut pilihan Sedang sejauh perjalan sebatas ini yang kutemukan Jadi, mungkin harus ku coba menghentikan Sebab tak mungkin lagi dengan apa yang kusebut kebahagiaan.

Menerima Kenyataan

cintakah ini, yang mengalir sepi pada deru nadi cintakah ini yang enggan kembali tat kala mentari menghampiri atau apakah ini tak ada jawab yang ku temui tak ada harap yang bisa ku hampiri sedang sendiri terlanjur mengiringi pada tiap-tiap kecemasan pada rintik-rintik hujan yang kebasahan kau datang menawarkan persinggahan kau hadir bersama angan yang kau bumbungkan tinggi, hingga lupa dimana letak daratan yang tercipta hanya hayal kebahagiaan memang tak perlu ada yang disesalkan tak usah ada lagi yang dicemaskan tapi masih ada yang harus terus kutanamkan bahwa pada akhirnya aku mesti menerima kenyataan bahwa aku mesti siap pada perpisahan sebab, perlawanan hanya sebuah kesia-siaan.

Ingin kumiliki

Mungkin bertemu denganmu adalah sebuah takdir yang keberadaanmu kini bagai lapisan atmosfer hingga tiap detak hanya tentangmu yang terpikir untuk berlindung pada pelukmu yang kuharap terakhir tapi, jangan tanyakan nyali sebab ku tau kau tak sendiri meski inginku miliki sepenuh hati meski ingin kusayangi tanpa terbagi aku pada roda yang tanpa daya mengatur gerak yang sedikit lama memutar hayal yang tak mungkin nyata jadi jangan lagi kau ucap kata cukup peluk aku lebih mesra dekap aku lebih lama cukup itu saja.

Bimbang

Entah dimulai dari kapan entah seperti apa garis pada tangan dan juga entah bagaimana hujan berpeluk awan aku berhenti pada entah, ketika jamah-jamah mulai terurai indah sejak hangat salam menjelma kedamaian apalagi yang pantasnya aku risaukan selain dari menanti pertemuan selain menunggu hari untuk kita saling bertatapan bisakah ini dikatakan benar sedang sejauh ini hanya harap yang ku genggam sepanjang rasa ini dengan sendirinya kubutakan kejatuh cintaan