Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2014

keasingan yang hilang

Ada yang tiba-tiba hilang dan sepi saat ku eja namanu Sukmamu hilang ditelan tanda-tanda yang nyaris tak ku kenali Aku risau, Untuk kemudian tenggelam dalam kemarahan Masih sangat ku ingat Kau ku jerat, aku kau ikat. Tapi hanya pada bait-bait yang laknat. Kini aku dalam pelarian yang paling sepi, Paling sunyi, bertahan disisi paling nyeri. Tapi masih ada sedikit yang tersisa Sebuah tanya, Seuntai pesan yang tak sempat terbaca Hanya sesak didalam dada. Lalu terdiam Membiarkan bayang luput dari ingatan Agar kau tenang Agar jejak-jejakmu tak menjelma kerinduan lebih dalam.

belenggu

Tali ini, Melilit pahit pada pergelangan kaki Mengikat erat aliran nadi Memaksa darah hanya sampai disini, Sesaat terkutuk Hingga pasung merubah bentuk Aroma busuk semakin hangat memeluk Disela-sela rindu terkantuk Biar saja Mungkin tutur bahasa sudah bukan jalanya Atau bahkan anak sungai sudah lupa arah lautnya Masih tetap merasa yg paling benar dan menerka-nerka. Ah... Entahlah, Hingga malam yang larut tiba.