Mengiba

Entah ini musim apa, akal ku tak bisa mencerna hangat kata-kata, hanya peluk mesra yang pernah ku jumpa dari pertemuan kita, aku tau kita tidak saling berlomba untuk lupa, tapi betapa perpisahan di ambang pandang mata. Aku memohon, aku mengiba, pada cuaca yang dingin menerpa, meminta mu untuk singgah lebih lama, merayumu tetap menjadi kita, dengan segenap asa, dengan segala do'a, aku beringin kita tetap bersama.
Coba kau ingat sekali lagi, coba kau kenang sesekali, tentang hujan sore itu, tentang dekap yang kau kata hanya untukku, coba, sekali saja. Betapa rintik yang beringin kita berpeluk lebih lama, tentang cara basah menyaksikan aku kau kecup mesra, itu lah bahagia.

Dan pada Tuhan, nada merdu selalu ku panjatkan, semoga kita tangguh untuk tetap bertahan, kita kuat lewatkan peluru yang senantiasa menghujam, di segala keadaan, di segala rapuh yang sekuat tenaga kita perjuangkan. Bukan sekedar harap di perdsimpangan jalan, bukan hanya mimpi yang hilang di telan pahit kenyataan. Maka, sudikan dirimu menapak reruntuh salju yang membuat langkah kaki membiru, perkenankan seluruh mu berhujan terik untuk tetap berjalan bersamaku. Hanya itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menunggu Temu

MAAF 2

Sebentar saja